aku hanya bisa merasakan bayangannya. bayangan itu hanya bisa mengacaukan pikiran, tiba-tiba saja bayangan itu muncul kapan saja. mengingat ketika itu aku ingin merubahnya. Aku ingin berkata kepada mereka bahwa aku bisa merubahnya. Namun pada saat itu, aku tidak dapat berkata apa-apa melainkan menerima apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada saat itu pula, rasa putus asa mulai meracuni jiwaku.